Berita bola Inggris – Pelatih Manchester City, Pep Guardiola dituding mengikuti strategi dari Sir Alex Ferguson. Dari segi perekrutan pemain yang berkualitas sehingga dapat menciptakan tim yang menakutkan sekarang ini. Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih yang memilih sendiri pemainnya yang dianggapnya dapat berkembang jika diajak bergabung ke Manchester City.
Hal ini disampaian legenda Manchester United, Gary Neville, yang menilai strategi itu mirip dengan Sir Alex Ferguson. Jika dilihat memang Pep lebih memilih membeli pemain yang masih berkembang atau pemain muda daripadapa pemain yang sudah memiliki nama besar.
Bahkan, Guardiola cenderung lebih memprioritaskan pemain dari akademi.Cara itu tentu saja mirip dengan yang sudah dilakukan Sir Alex Ferguson. Dirinya memilih pemain yang berpotensi dan masih muda seperti saat merekrut Cristiano Ronaldo sebelum namanya besar seperti sekarang ini.
Saat Ferguson menangani Man United, bukan hanya Ronaldo yang berhasil dicetaknya dengan sukses. Ada nama-nama seperti Wayne Rooney, dan Nemanja Vidic. Siapa yang tidak tahu pemain besar itu yang sampai sekarang masih dikenang oleh para pengemarnya. Ferguson dimasa itu sukses memoles pemain muda itu menjadi pemain jempolan.
“Ada tiga kategori. Yang pertama, kebijakannya adalah untuk mempromosikan pemain muda sedapat mungkin, sebelum dia bahkan melihat pasar eksternal. Nomor dua adalah melihat yang terbaik di Liga Inggris, yang bisa dia percayai, dan masih memiliki pertumbuhan dan bersama klub untuk waktu yang lama,” jelas Neville, menyadur dari Daily Star, Jumat (3/4/2020).
“Kemudian dia selalu menginginkan bakat internasional yang muncul yang bisa datang ke Manchester, bahwa dia dapat bekerja dengannya dan berkembang menjadi pemain hebat, seperti Nemanja Vidic, Peter Schmeichel, Patrice Evra, Cristiano Ronaldo, Ole Gunnar Solskjaer,” sambungnya.
“Dia sangat jarang membeli pemain bintang lengkap, dan itu tidak jauh dari taktik Pep Guardiola dengan Manchester City sekarang. Dalam hal menjual pemain, dia akan disingkirkan ketika mereka tidak cukup baik, atau ketika dia merasa mereka mempertanyakan kendalinya. Dia kejam dalam hal itu,” tandas Neville.