Berita bola Belanda – Pandemi COVID-19 memaksa kompetisi Eredivisie menyudahi kompetisi lebih awal. Menariknnya lagi pihak Eredivisie mengakhiri kompetisi tanpa juara di musim ini. Tentu saja keputusan ini membuat pihak klub yang berkompetisi tidak setuju dan melakukan protes terkait hal itu.
Salah satunya pemain Ajax Amsterdam, Hakim Ziyech yang tidak setuju terkait keputusan itu. Dirinya meluapkan kekesalannya terhadap Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) yang tidak memberikan gelar juara kepada timnya Ajax setelah membatalkan kampanye Eredivisie musim 2019/2020 ini.
Seperti diketahui kalau KNVB telah resmi membuat keputusan kalau kompetisi Eredivisie musim ini resmi dihentikan dan tidak ada penobatan juara. Hal itu tentu membuat Ajax gagal meraih titel yang ke-35 mereka. Meskipun saat ini berada dipuncak klasemen dengan modal keunggulan selisih gol atas AZ yang berada diperingkat kedua.
Keputusan berdasarkan pernyataan perdana menteri Belanda, Mark Rutte yang baru-baru ini melarang semua kegiatan sepakbola hingga 1 September karena krisis pandemi virus corona masih merajalela dinegara tersebut. Setelahnya KNVB langsung menghentikan kampanye Eredivisie dan kasta kedua, Eerste Divisie sebelumnya.
Lebih lanjut KNVB juga telah memutuskan bahwa tidak akan ada promosi atau degradasi di dua divisi tersebut. Keputusan sebuah keputusan yang bisa menimbulkan pertentangan dari beberapa klub melakukan protes terutama klub yang gagal naik ke divisi satu.
Seperti FC Utrecht telah mengumumkan bahwa mereka akan menempuh jalur hukum setelah mereka dipastikan gagal meraih tiket menuju Lige Europa musim depan. Gara-gara keputusan kontroversi yang membuat liga dibatalkan.
Ziyech yang dirumorkan akan pindah ke Chelsea musim depan memang ingin mempersembahkan gelar juara untuk klubnya. Meskipun AZ yang berada diperingkat kedua pernah mengalahkan Ajax dua kali dalam pertemuan musim ini. Bintang asal Maroko itu bersikeras juara ditentukan dari nilai klasemen pemain.
“Ayolah, omong kosong apa yang saya dengar ini?” seru Ziyech kepada AD. “Lagi pula, kami berada di puncak. Semua yang saya dengar AZ lebih pantas karena mereka dua kali mengalahkan kami. Jadi, selisih gol, yang biasa dipakai, tidak digunakan lagi sekarang?”.
“Tentu saja omong kosong. Bagaimana PSV menjadi juara pada 2007? Tepatnya, cuma beda satu gol.”
“Bahwa kami bukan juara yang resmi, yah. Tentu saja, saya juga lebih senang memenangkan gelar juara di lapangan, tapi jika Anda harus memilih satu klub sebagai juara, bagi saya itu Ajax,” tandasnya.