Berita Gede Widiade yang resmi menyatakan mundur dari kursi Direktur Utama Persija Jakarta pada Rabu (6/2/2019) kemarin menjadi topik hangat dikalangan pecinta sepak bola tanah air. Gede Widiade telah menggelar jumpa pers di kantor Persija Jakarta untuk menyatakan mundur dari jabatannya sebagai direktur utama tim Kemayoran tersebut. Tak hanya Gede Widiade, COO Persija Jakarta, Rafli Perdana juga menyatakan mundur dari Persija Jakarta. Ada apa sebenarnya dibalik mundurnya pengurus-pengurus penting tim ibu kota ini?
Sebelumnya beredar informasi tentang tudingan yang dilontarkan oleh Vigit Waluyo yang menyebut gelar juara Liga 1 tim Macan Kemayoran sudah diatur. Vigit menduga gelar juara Liga 1 dan Liga 2 bisa diraih karena bisa diatur. Namun, pernyataan itu membuat pihak Persija geram. Buntutnya Persija meminta klarifikasi dari Vigit Waluyo atas tudingan tersebut atau mereka akan menempuh untuk mempertimbangkan jalur hukum. Apakah ada kaitannya apa yang dilontarkan Vigit Waluyo dengan mundurnya Gede Widiade?
Tanggapi Tudingan Vigit Waluyo, Persija Pertimbangkan Jalur Hukum
Kuasa hukum Persija Jakarta Malik Bawazier mengatakan, pihaknya mempertimbangkan untuk merperkarakan Vigit Waluyo ke ranah hukum. Hal ini menyusul tudingan Vigit yang menyebut juara Liga 1 bisa di-setting atau diatur, sedangkan Persija merupakan juara Liga 1 musim 2018.
“Bahwa jelas secara yuridis pernyataan saudara Vigit Waluyo yang bersifat tendensius tersebut jelas dapat dikualifisir merupakan suatu dugaan tindak pidana,” kata Malik dalam keterangannya, Jumat, 25 Januari 2019.
Baca : Vigit Waluyo Fitnah | Persija Ingin Vigit Meminta Maaf
Menurut dia, tindak pidana yang dimaksud adalah pidana fitnah, pencemaran nama baik dan serangkaian perbuatan dan atau tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ITE.
Alasan Mundurnya Gede Widiade
Bos Persija Jakarta ini membeberkan alasannya melepas jabatan yang telah diembannya itu sejak penunjukannya pada Februari 2017. Disebut Gede, terdapat perubahan kepengurusan yang dilakukan jajaran direksi Persija tanpa sepengetahuannya. Salah satunya adalah penunjukan Kokoh Afiat sebagai Direktur Utama, jabatan yang sebenarnya sedang disandang oleh Gede Widiade.
“Pemegang saham ingin aksi korporasi lebih besar. Untuk itu, pemegang saham menyusun action plan untuk Persija dan direksinya,” kata Gede Widiade.
“Saya mendengar, untuk action plan jangka panjang perlu disusun aktivitas yang menunjang, di antaranya re-organisasi dan lain-lain,” ujarnya menambahkan.
Masa Depan Gede Widiade
Pertanyaan lanjutan lantas muncul terkait masa depan pria asal Jawa Timur itu selepas meletakkan jabatannya di Persija Jakarta. Gede pun sudah memiliki rencana pasti soal itu. Serupa dengan partner kerjanya, Rafil Perdana, yang juga mundur dari jabatan COO.
“Saya harus kembali ke habitat saya. Saya pegang perusahaan properti. Sementara Mas Rafil di pertambangan. Setelah pemilu, pasti kegiatan kami semakin besar,” urainya.